Minggu, 10 Maret 2013

Resensi Bestari :)

Media Massa dan Kehidupannya

            Semua orang tahu media massa ialah alat penghubung antara masyarakat  satu dengan masyarakat lain melalui penyampaian informasi. Dengan media massa lah, seseorang dapat mengetahui informasi sekalipun itu dalam lingkup wilayah yang kecil. Di zaman yang serba canggih ini, media massa sudah tidak asing lagi di telinga kita . Bahkan peran media massa yang semula hanya penyampaian informasi kini menjadi multifungsi. Saat ini kita tidak lagi kesulitan untuk mencari dan mendapatkan informasi, media massa telah menjadi ‘tetangga’ bagi kita.
            Melalui bukunya yang berjudul Tuhan Baru Masyarakat Cyber di Era Digital, Nurudin menyampaikan tentang kilas balik kehidupan media massa dengan beberapa contoh kasus yang disertakannya. Dengan judul Peran Media Massa dalam Menanggulangi Bencana , penulis mengajak pembaca untuk melihat sisi lain sebuah media massa. Media massa tidak hanya sebagai penyampaian informasi tetapi juga berperan dalam memajukan  sejarah peradaban dan kecerdasan manusia. Asumsi tersebut dianalogikan bahwa media massa berperan besar dalam memulihkan bencana alam beberapa tahun lalu di Jogja. Artinya, dengan kekuatan media massa dalam memberitakan, tak sedikit masyarakat berbondong untuk memberikan bantuan doa, tenaga dan materi.  Dengan mengutip pendapat Harold D. Laswell (1948), media massa juga mempunyai fungsi surveillance of the environment (pengawasan lingkungan) yang beroperasi dalam dua cara, yakni warning or beware surveillance (pengawasan peringatan) dan instrumental surveillance (pengawasan instrumental) (hal, 59-60).
            Nurudin tidak hanya menjelaskan tentang peran dan fungsi ‘tetangga’ kita, tetapi juga menjelaskan pergeseran fungsi yang dialami oleh ‘tetangga’ kita. Dalam judul Menyoal  Jurnalisme Sensasional, kemunculan majalah Play Boy sempat menjadi kontroversi karena isinya yang tidak sesuai/cocok dengan masyarakat di Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Terbitnya majalah Play Boy pertama kali pada 6 April 2006 lalu seolah menunjukkan bahwa media massa kita mengalami pergeseran dari yang semula media penyampaian informasi menjadi media ‘pornoaksi’. Berawal dari sinilah, istilah jurnalisme sensasional kembali mencuat.
            Dengan gaya bahasanya yang ringan dan mudah dipahami, buku ini dapat menjadi referensi bagi masyarakat yang antusias terhadap media massa, terlebih yang ingin mengkritisi media massa saat ini. Penulis menambahkan beberapa kasus yang diselipkan di beberapa sub judul. Kasus ini yang nantinya akan kita selami untuk selanjutnya kita tahu kebenarannya.
            Pembaca seolah dibuat penasaran dengan istilah ‘Tuhan Baru” dalam judul besar bukunya. Dalam judul: Facebook, Tuhan Baru Masyarakat Cyber lah jawabannya. Penulis mengakronimkan Facebook sebagai Tuhan Baru masyarakat cyber. Seolah berkaca dengan perkembangan zaman yang serba canggih seperti saat ini, masyarakat yang terhipnotis dengan dunia maya menganggap bahwa Facebook adalah Tuhannya. Tempat mengadu dan bercerita. Namun, penulis mengharapkan kita (pengguna sosial media terutama Facebook)  untuk menggunakan Facebook sewajarnya saja. Jadi, manfaat dan tidak manfaat Facebook sangat bergantung dengan si pengguna.
            Di tema akhir, Media Massa Ideal itu Omong Kosong dengan judul: Saatnya, Melakukan Social Punisment pada Televisi , penulis mengajak kita untuk melakukan social punisment (hukuman sosial). Artinya, tontonlah acara di televisi yang memang layak untuk kita tonton. Karena cara ini juga untuk mendidik masyarakat bersikap dewasa, bijak, konsisten, dan kritis terhadap acara-acara di televisi (hal, 231).



           
Judul Buku                             : Tuhan Baru Masyarakat Cyber di Era Digital
Penulis                                    : Nurudin
Penerbit                                 : Aditya Media Publishing
Tahun Terbit                         : November, 2012
Jumlah Halaman                    : 238 halaman
Peresensi                               : Lia Amelia Martin
                                                  Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi
                                                  FISIP, UMM.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar